Macam-macam Jenis Diet

Saturday, 15 July 2017

Banyak di antara kita, terutama para wanita, yang ingin tahu cara menurunkan berat badan dengan mudah. Selain dengan berolahraga, kita juga punya berbagai pilihan metode diet yang diklaim bisa bikin tubuh kurus dengan cepat. Agar tak bingung, yuk simak perbedaan macam-macam diet, dan mana saja diet yang paling sehat dan paling efektif membantu kita mencapai berat badan ideal!

Diet Mediterania
Diet yang satu ini mengangkat kuliner khas daerah Mediterania yang meliputi Italia, Yunani, dan sekitarnya. Kenapa sih kuliner mereka begitu terkenal? Salah satunya, karena para penduduk daerah Mediterania ternyata relatif lebih sehat dan berumur panjang! Selain itu, diet Mediterania cenderung lebih murah dan mudah untuk diterapkan. Nutrisinya pun berimbang, dengan karbohidrat kompleks, antioksidan, serta vitamin dan mineral yang esensial untuk kesehatan. Kalau kamu mau mencoba sendiri, siap-siap menambah pasta, oats, sereal, minyak zaitun, daging putih, telur, susu, keju, buah-buahan, tomat, serta sayuran dalam menu kamu sehari-hari! Ingat juga kalau diet Mediterania hanya efektif kalau kamu membatasi jumlah garam dan gula, daging merah, dan produk makanan olahan pabrik.

Raw food Diet
Seperti namanya, jika kamu menjalani raw food diet maka makanan kamu adalah yang murni tanpa dimasak. Dihangatkan boleh, asal tak lebih dari 48 derajat Celcius! Metode diet raw food ini menganjurkan bahan makanan yang masuk ke kategori vegetarian dan organik. Contohnya kacang-kacangan, buah dan sayur, biji-bijian, sampai produk serealia utuh. Menunya antara lain salad, jus, buah utuh, kue, sampai olahan buah seperti kurma dan kelapa dicampur kacang dan biji seperti kuaci atau chia seeds. Karena asupan yang ketat ini, raw food diet ini pun terbukti bisa menurunkan berat badan dengan efektif. Namun sayangnya jika yang kamu asup hanya produk organik dan vegetarian yang tak dimasak ini saja, asupan nutrisi kamu menjadi minim. Terutama kamu akan mengalami kekurangan vitamin B12, kalsium, zat besi, serta protein hewani. Agar nutrisi tersebut terpenuhi, kamu bisa menambah sashimi dan susu murni ke menu kamu. Sayangnya diet ini akan menuntut pengeluaran yang tinggi!

Diet Paleo
Diet ini sempat terkenal di kalangan selebriti karena dianggap paling alami, sehat, serta cepat menurunkan berat badan. Nama Paleo diambil dari salah satu era prasejarah yaitu era Paleolitikum. Yup, para pencetus diet ini percaya bahwa cara makan manusia di jaman dulu itu ternyata jauh lebih menyehatkan dibanding pola makan manusia di jaman modern. Ada beberapa poin penting yang jadi ciri khas diet Paleo (selain tentunya tinggi vitamin, mineral, dan antioksidan), yaitu antara lain berfokus pada menu yang mengandung protein, serat, dan lemak Omega 3 & 6 yang tinggi; garam, karbohidrat, indeks glikemik yang rendah; menghindari bahan makanan yang diolah di pabrik; serta memperhatikan stabilnya asam-basa dalam tubuh. Yang disarankan dalam diet ini adalah seafood; daging herbivora; sayur dan buah segar; kacang dan biji-bijian; telur; serta minyak alami dari zaitun, kelapa, walnut, flaxseed dan lain-lain.

Diet Atkins/Low Carb
Metode Atkins bisa dibilang merupakan salah satu metode diet yang cukup kontroversial. Diet Atkins mempopulerkan pola makan rendah karbohidrat namun tinggi protein dan membolehkan makan makanan berlemak tak jenuh dan sehat. Diet Atkins terbagi atas empat fase. Pada fase-fase awal, kebanyakan para pelaku diet ini akan merasa perubahan yang signifikan, termasuk dalam angka berat badannya. Namun dalam jangka panjang, metode ini kurang dianjurkan, karena lama-lama kamu pasti akan bosan dengan menu makan yang itu-itu saja.

Diet Ketogenik
Nama ketogenik  berasal dari proses ketosis, yaitu pembakaran lemak tubuh sebagai ganti sumber energi dari gula/karbohidrat. Cara melakukan diet ini pun mungkin membuatmu heran. Soalnya, alih-alih memotong konsumsi lemak dari mentega, keju, kacang-kacangan, alpukat, dan lain-lain, kamu justru akan disarankan untuk mengasupnya! Bahkan tiap waktu makan tiba, kamu harus makan lebih banyak lemak daripada sumber gizi lainnya, dengan perbandingan 75% lemak, 20% protein, dan hanya 5% karbohidrat. Konon banyak orang yang terbantu dengan diet ini karena massa lemak tubuh mereka benar-benar bisa turun. Sayangnya diet ini kurang cocok untuk orang Indonesia yang tak bisa lepas dari nasi dan sumber karbohidrat lainnya. Risiko penyakit kardiovaskular juga akan meningkat jika lemak yang kamu makan tidak sehat.