Tipe-tipe Bos dan Cara Menghadapinya

Tuesday, 18 October 2016

Di mata orang, yang namanya bos itu selalu lebih oke dan kompeten dibanding pekerja dengan level biasa-biasa saja. Nyatanya, belum tentu! Ada berbagai macam tipikal kepribadian atasan. Hadapi dengan trik ini.

1. Bos Gila Kerja
Ciri-ciri bos workaholic seperti ini biasanya senang banget kalau melihat pekerjanya rajin dan produktif. Selain itu, ia cenderung mematok standar yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas pekerjaan. Nggak enaknya punya bos tipe ini, tingkat stres kita saat bekerja akan jadi sangat tinggi. Rasanya lelah harus mengikuti pola hidupnya yang seolah tak punya prioritas lain selain urusan kerjaan. Kita cuma bisa menghela napas ketika terpaksa harus “menemani” sang bos yang seringkali bekerja sampai jauh melewati jam kantor (yang seharusnya cuma 8 jam sehari) karena kita merasa “nggak enak” pamit pulang duluan.
Kiat menghadapinya :
Tarik manfaat positif yang bisa kamu contoh darinya. Seperti etos kerja keras dan tak kenal menyerah. Tapi jangan ikuti kebiasaan yang sudah di luar batas kewajaran. Tetaplah bekerja seefisien mungkin dan terapkan batasan pribadi kamu sejak awal bekerja. Misal kamu punya prinsip tidak akan bekerja lebih dari 12 jam sehari, kamu harus konsisten memegang prinsip tersebut dan jangan mau diganggu dengan berbagai tuntutan gila darinya. Sebaliknya, kamu pun dituntut tinggi disiplin dan tinggi performa, jadi bersiaplah untuk diberi sanksi tegas jika kamu melanggar peraturan atau perjanjian. Ingin mengambil hatinya? Cobalah sesekali ajukan diri bantu ringankan beban si bos.

2. Bos Super Cuek
Ini kategori untuk bos yang jarang terlibat, selalu menganggap enteng segala sesuatu, dan melimpahkan setiap masalah ke anak buahnya. Kebalikan dari tipe Bos Gila Kerja, kita tidak dibimbing dan diberi ekspektasi apapun dari si Bos Super Cuek. Rasanya mungkin seru bekerja dengan bebas tanpa banyak dibatasi aturan dari bos. Tapi yang bikin bete, tiap kita butuh dia, orangnya selalu tidak ada di tempat atau sibuk dengan urusan pribadi. Kehadiran bos di kantor, seolah tak ada efeknya. Bisa jadi ini pertanda ia sebenarnya tidak bisa memimpin. Atasan seperti ini baru akan kalang kabut apabila masalah sudah terlanjur berlarut-larut. Ia juga akan panik kalau ditinggalkan oleh para bawahannya di kemudian hari.
Kiat menghadapinya :
Jika kamu merasa punya kompetensi yang lebih unggul dibanding si bos, jangan lantas bergosip. Lebih baik kamu tetap tenang dan lakukan tugasmu sebaik mungkin. Lambat laun orang pun bisa menilai bahwa kamu memiliki kemampuan lebih. Bos Super Cuek hanya bisa ditaklukkan oleh orang yang memang mandiri dalam bekerja. Saat kamu harus mengambil alih tanggung jawab si bos, anggap saja kamu sedang dilatih untuk menjadi atasan yang sesungguhnya. Skill dan kesabaran kamu ini akan berguna lho, ketika kamu menaiki jenjang karier kamu di kemudian hari.

3. Bos Bersahabat
Kamu punya atasan yang mau bergaul akrab dengan kamu dan rekan yang lain? Ini menunjukkan sifat rendah hati yang tidak membeda-bedakan orang menurut golongannya. Sehingga kendati disegani, ia juga disenangi seisi kantor.
Kiat Menghadapinya :
Bersahabat dengan bos ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang penting, tetaplah profesional terutama ketika berada di tengah kolega lainnya dan tetap hargai dia sebagai atasan kamu yang berhak menegur kamu jika pekerjaanmu tak beres pada waktunya. Jangan sampai persahabatan kalian jadi eksklusif bahkan selalu membicarakan gossip tentang teman kantor sendiri. Hal ini sudah tentu akan merusak suasana kerja.

4. Bos Omdo
Bos ini biasanya gemar mengumbar janji-janji manis untuk meyakinkan masalah akan segera beres. Pekerjaannya sih nggak seribet kamu, tetapi ia sering mendelegasikan pekerjaannya pada orang lain. Walau begitu ia selalu terlihat sibuk, terutama di depan atasn yang lebih tinggi. Karena bisa dibilang ia tidak pernah bekerja, modalnya hanya bicara belaka. Paling parah, ia juga bisa mengakui ide kamu atau bawahan lain sebagai miliknya.
Kiat Menghadapinya :
Bos seperti ini memang bikin greget. Tetapi jangan fokus pada keburukannya, ya. Nanti kamu jadi kesal sendiri. Di balik kesalahan-kesalahannya itu kamu juga bisa mempelajari skill berbicara, berdiplomatis, dan melakukan presentasi yang selama ini selalu ia pakai untuk menyelamatkan dirinya dari masalah.