Siap-siap Terinspirasi dengan Kisah 4 Penulis Wanita Indonesia

Thursday, 01 September 2016

Apa yang kamu lakukan untuk mengisi akhir pekan? Salah satu kegiatan yang bisa kamu coba adalah membaca buku. Setelah lelah bekerja selama sepekan, rasanya mengasyikkan juga memasuki dunia imajinasi untuk sejenak. Nggak perlu bingung memilih buku bacaan. Di Indonesia sendiri, ada banyak karya menarik dari penulis dalam negeri khususnya dari para penulis wanita yang karyanya semakin populer belakangan ini. Siapa dan apa saja karya mereka?

Dewi Lestari
Penulis yang juga mantan salah satu personil grup vokal era 90-an ini menerbitkan novel pertamanya yang bertajuk “Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh” pada tahun 2001. Sejak itu, Dewi lebih dikenal dengan nama penanya yaitu Dee. Supernova merupakan serial dengan total 6 buku dan menjadi karya fenomenal yang menjadi best seller. Seri Supernova lainnya bertajuk “Akar” (2002), “Petir” (2004), “Partikel” (2012), “Gelombang” (2014), dan ditutup dengan “Intelegensi Embun Pagi” (2016). Keenam buku ini memiliki kisah yang terkait satu sama lain namun tokoh sentral di setiap bukunya berbeda. Serial ini terbilang unik karena belum banyak karya penulis Indonesia lain yang memadukan genre sci-fi dengan sejarah, budaya, percintaan, misteri, dan masih banyak lagi dalam sebuah kemasan cerita yang memikat. Selain tema cerita yang unik, cara bertutur Dee juga sangat apik. Sisi puitis dan humor dapat diselipkan dengan rapi dan bisa dinikmati. Selain serial “Supernova”, karya-karya Dee lainnya juga menarik untuk dibaca, bahkan beberapa sudah diangkat ke layar lebar seperti “Filosofi Kopi”, “Madre”, “Rectoverso”, dan “Perahu Kertas”.

Laksmi Pamuntjak
Penulis satu ini bukan hanya memiliki paras yang cantik, namun juga multitalenta. Laksmi bukan hanya penulis tetapi juga seorang food konsultan. Tak heran jika karyanya cukup beragam, mulai dari buku tentang makanan, kumpulan puisi, dan juga novel fiksi. Karyanya telah memenangkan banyak penghargaan di dalam maupun luar negeri. Namun jika kamu adalah penggemar novel romantis, jangan sampai melewatkan novel pertamanya yang berjudul “Amba”. Buku ini mengisahkan kisah cinta berlatar tragedi tentang Amba dan Bhisma, sepasang kekasih yang saling jatuh cinta di era 1965. Dengan kondisi tanah air yang mencekam kala itu, keduanya pun terpaksa berpisah. ‘Menyentuh’ bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan kisah cinta ini, namun ‘menyayat hati’. Uniknya selain latar belakang sejarah, Laksmi juga memasukkankisah Amba dan Bhisma dari Mahabharata dalam ceritanya. Selain Amba, laksmi juga menerbitkan novel lain yang mempertemukan antara fiksi dan kuliner nusantara berjudul “Aruna dan Lidahnya”.

Ayu Utami
Meski karya pertamanya “Saman” terbit di era Reformasi 1998 dan sempat dihujat berbagai pihak, namun Ayu Utami tetap konsisten menelurkan karya-karya yang berkualitas. Setelah “Saman”, ayu membuat kelanjutannya yang berjudul “Larung” di tahun 2001. Ayu termasuk penulis yang sangat produktif. Karyanya yang wajib dinikmati adalah Seri Bilangan Fu yang sejauh ini telah terbit sebanyak tiga judul, “Bilangan Fu”, “Manjali dan Cakrabirawa”, serta “Lalita”. Di dalam karyanya ini, ayu banyak menggabungkan folklore, sejarah, dan juga teori ilmu sosial dan psikologi. Ayu juga cenderung memiliki ciri khas mengusung tema tentang Ketuhanan, Seksualitas, dan juga Politik dalam bingkai yang menarik serta bagaimana ketiga hal itu selalu terkait dengan kehidupan tokoh-tokohnya.

Ika Natassa
Jika kamu ingin membaca karya yang ringan namun berkulitas, cobalah membaca buku-buku tulisan Ika Natassa. Buku-buku Ika yang termasuk kategori metropop mengangkat latar cerita yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat urban. Sementara tema utama yang diangkat adalah kisah cinta dengan segala problematikanya. Salah satu karyanya yang wajib kamu baca adalah “Divortiare” dan “Twivortiare”. Sivostiare mengisahkan tentang Alexandra dan Beno, pasangan muda yang telah bercerai. Hubungan mereka kerap diwarnai pertengkaran namun di sisi lain keduanya juga masih saling mencintai. Sementara dalam “Twivortiare”, dikisahkan bagaimana keduanya menikah kembali, dan berusaha menekan ego masing-masing agar bisa mempertahankan pernikahan mereka kali ini. Uniknyanya, “Twivortiare” ditulis berdasarkan kumpulan twit dari tokoh Alexandra. Selain kedua buku tersebut, “Antologi Rasa” adalah karya lainnya yang wajib kamu baca. Sementara “Architecture of Love” adalah karya terbaru dari Ika Natassa.