Kurang Konsentrasi? Waspadai Kelainan ini!

Monday, 07 December 2015

Kamu sering sulit berkonsentrasi? Jangan-jangan kamu memiliki gejala Attention Deficit and Hyperactivity Disorder. Gangguan yang sering disebut sebagai ADHD ini menunjukkan penderitanya memiliki kelainan dalam penghantaran rangsang antar sel saraf. Gejala ADHD dapat dideteksi dan diperbaiki sejak usia dini, tapi bisa saja ADHD baru diketahui pada saat kita sudah dewasa.

Pengantaran rangsang antara sel saraf yang terhambat mengakibatkan penderita ADHD jadi sulit berkonsentrasi. Menurut situs add-adhd.org ada lima proses yang terjadi dalam mengatur konsentrasi yaitu memilih apa saja yang perlu diperhatikan, menekuni hal tersebut, mencurahkan waktu secukupnya, menghindari distraksi, dan ditutup dengan mengalihkan perhatian pada hal lain saat diperlukan. Seorang penderita ADHD biasanya bermasalah pada sebagian atau seluruh proses konsentrasi ini. Ujungnya, ia bisa saja jadi pelupa, kurang terorganisasi, mudah terdistraksi, dan cenderung ceroboh.

Selain susah berkonsentrasi, penderita ADHD juga dapat menunjukkan sikap impulsif, dimana ia sering bertindak sebelum dipikir. Tanda lainnya adalah hiperaktif, tak bisa diam – baik berupa perilaku yang sulit duduk tenang dalam jangka waktu lama, ataupun selalu ingin bicara alias cerewet.

Tapi jangan khawatir seorang penderita ADHD bisa kok hidup normal, dengan catatan gejala-gejala di atas harus dikelola dengan cermat. Segeralah berkonsultasi dengan psikiater untuk menentukan langkah terapi yang tepat.

Untuk masalah sulit konsentrasi yang lebih umum, kamu hanya perlu berlatih untuk fokus dan disiplin saat bekerja. Selain itu lengkapi asupan nutrisi harianmu dengan hemaviton Stamina Plus. Komposisi L-Glutamic Acid-nya berguna melancarkan penghantaran rangsang antar sel saraf sehingga meningkatkan daya tangkapmu. Kandungan ginseng dan multivitamin di dalamnya nya juga akan memulihkan staminamu, sehingga stamina selalu bagus dan pikiran tetap fokus.