Yuk Main Medsos dengan Lebih Bijak!

Wednesday, 25 January 2017

Mungkin saja tanpa sadar kamu suka membully orang lain di media sosial, menyebar hoax, berdebat tidak penting, dll. Mulai hindari dari sekarang

1. Nggak semua yang kamu lihat di medsos itu real
Sering kecewa saat melihat timeline medsos kamu yang isinya postingan pencapaian teman-teman, sementara kamu masih “begini-begini saja”? Atau pernah kaget melihat cara komentar mereka yang galak-galak nyinyir? Jangan buru-buru baper, guys. Mungkin saja semua itu hanya pencitraan yang nggak mencerminkan realita hidup mereka sebenarnya. Di kehidupan nyata, biasanya mereka malah nggak berani galak, lho. Selain itu di balik sebuah foto selfie yang superkeren, mungkin aja ada puluhan foto jelek atau persiapan matang sejak berjam-jam sebelumnya, yang nggak pernah kamu ketahui. Yang jelas, nggak mungkin deh kamu melihat unggahan berisi kegagalan dan keburukan mereka, kecuali kalau lagi di-hack mungkin ya! So, tiap melihat posting keren dari teman-temanmu, mending dibawa santai saja dan jadikan penyemangat buatmu. Ingat guys, yang penting stay positive. Kalau mereka bisa berkarya keren, nggak mustahil kamu pun bisa! Kalau mereka marah-marah, tunjukkan damai itu tetap ada. ;)

2. Opini itu relatif dan merupakan hak semua orang
Namanya juga sedang bermain media sosial yang merupakan ranah publik. Kamu harus berani dan siap dong, untuk melihat apapun opini orang lain. Termasuk juga opini yang menentangmu dengan pedas sekalipun! Lapangkan hati kamu ya, untuk tetap damai walaupun punya pendapat yang berseberangan dengan temanmu di media sosial. Ingat, opini itu relatif. Benarnya kamu, belum tentu benar di mata orang lain. Dilain pihak, kamu juga nggak bisa menyuruh orang lain diam, atau membungkam siapapun juga, karena beropini dan menyalurkan aspirasi adalah hak semua orang.

3. Waspada hoax!
Jangan mudah percaya pada berita sensasional dan meme nggak jelas yang sering dibagikan di media sosial. Ingat bahwa jumlah like, comment, share,atau retweet yang tinggi tidak serta merta menjamin akurasi berita yang kamu dapatkan. Dengan kata lain, viral-nya sebuah informasi enggak menjamin kebenarannya. Cek dulu, apakah bersumber dari pihak yang kredibel? Baca juga, apakah sudah pernah dibantah? Pokoknya kamu harus selalu hati-hati dan cek info yang kamu peroleh sebelum mempercayainya, apalagi menyebarkannya!

5. "Don't make stupid people famous"
Sudah jadi pengetahuan umum, kalau ada banyak tren di media sosial yang berdampak negatif bagi masyarakat. Contohnya tren posting foto pacaran yang over mesra, atau tren hedonisme yang bikin anak muda berlomba-lomba mengunggah foto gaya hidup belanja-jalan-makan mewah lengkap dengan foto barang mahal yang mereka punya. Makin “gila” hal yang dilakukan, makin terkenal pula mereka. Wah, padahal dalam jangka panjang, kebiasaan-kebiasaan seperti ini bakal menggerus nilai moral kita secara perlahan-lahan lho. Kiblat kita dan generasi berikutnya tentang apa itu “keren” bakal berubah. Nggak lagi mengedepankan prestasi, kreasi, dan karya-karya smart, tetapi lebih ke hal-hal yang mengedepankan sensasi semata. Yuk berubah sebelum terlambat! Lebih baik media sosial dipakai dengan positif dan membangun. Jargon ini mengajak orang untuk hati-hati dan selektif dalam mendukung popularitas seseorang.