Digital Hoarding Apa Itu?

Tuesday, 19 January 2016

Sering mengambil banyak foto di ponsel lalu sulit memilih mana yang disimpan mana yang dibuang? Wah jangan-jangan kamu mengalami gejala digital hoarding. Hoarding disorder sendiri merupakan kebiasaan menimbun barang-barang tertentu yang dianggap penting padahal sebenarnya adalah sampah. Beda dengan kolektor yang mengoleksi barang-barang tertentu karena hobi dan memiliki nilai, seorang hoarder mengumpulkan barang tanpa alasan jelas dan tidak memikirkan apakah mereka memiliki cukup ruang atau tidak untuk menaruhnya. Dulu seorang hoarder biasa menumpuk barang secara fisik, di era digital ini benda yang dikumpulkan bisa berupa file-file digital.

Penderita hoarding disorder memiliki keterikatan yang kuat dengan barang-barang mereka tanpa memperhitungkan nilai dari barang tersebut. Seperti dilansir dari Live Science, menurut Dr Martine van Bennekom, psikiater dari Academic Medical Center, Belanda, stres bisa menghampiri mereka saat menyusun barang yang mereka kumpulkan. Mereka sulit melakukan aktivitas lain seperti membersihkan rumah, pergi keluar, bahkan tidur. 

Sementara menurut David D. Nowell, neuropsychologist di Worcester, Massachusetts, seperti dikutip dari The Wall Street Journal, bahaya digital hoarding bukanlah seberapa besar ruang penyimpanan yang tersedia. Mengingat sekarang banyak sekali tempat penyimpanan yang tersedia baik hard disk maupun situs penyedia jasa penyimpanan. Banyaknya ruang yang tersedia membuat kita menyimpan semuanya dan tidak membuat keputusan lagi. Masalah utama bukanlah lambannya sistem komputer tapi melambannya otak. Karena setiap foto, link, atau folder membutuhkan semacam mental energy.

Kamu menyimpan banyak file? Tenang saja, digital hoarding tidak tergantung dari seberapa banyak jumlah file, folder, atau tautan (link) yang disimpan, tetapi ketika semua itu tidak terorganisasi, disfungsional dan mulai mengganggu kehidupanmu dan hubunganmu dengan orang-orang sekitar. 

Foto: Shutterstock